Featured Post

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR

Gambar
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR Mata Kuliah : Keterampilan Terpadu KASUS 3 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah pria RS Cinta Bersemi sejak 1 hari yang lalu dengan keluhan nyeri pada bagian kaki kanan atas, menurut keluarga klienmengalami kecelakaan bermotor, hasil pemeriksaan. TD: 150/90 mmHg, Nadi : 90 x/menit, pernafasan 22 x/mnt, Suhu : 36.5°C PENGKAJIAN A. IDENTITAS Identitas pasien Nama : Tn.A Umur : 45 tahun Jenis kelamin : laki-laki Tanggal lahir : 21 januari 1976 Golongan darah : A Agama : islam Status pernikahan : menikah Suku/bangsa : Indonesia/jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : petani Alamat : jln. Rajabasa, Bandar lampung Tanggal masuk RS : 18 september 2021 Diagnosa masuk RS : Fraktur Kaki kanan atas Tanggal pengkajian : 18 september 2021 No register : 10978 2. Identitas penanggung jawab Nama : Ny.B Umur : 40 tahun Hubungan dengan klien : istri Pendidikan : SMA Pekerjaan ...

PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

PROPOSAL PROMOSI KESEHATAN  SATUAN ACARA PENYULUHAN Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok bahasan : Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS )

Hari / Tanggal : Kamis, 3 Desember 2015

Pukul     :  08.00 – 08.30 WIB

Sasaran          :  Keluarga Tn.A

Tempat : Rumah bapak Tn.A


1.1 LATAR BELAKANG

Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga. Keluarga mempunyai fungsi sebagai perawatan kesehatan dalam bentuk Perilaku Hidup Bersih  dan  Sehat (PHBS) yang mempunyai sepuluh indikator PHBS di tatanan rumah tangga dapat mengakibatkan penyakit tidak saja bagi keluarga tetapi juga terhadap orang-orang  disekelilingnya  (Susanto,  2011).  Oleh  karena  itu,  sangat  penting dilakukan pemberian penyuluhan terkait PHBS di rumah tangga demi terciptanya masyarakat yang sehat dan terhindar dari penyakit.


1.2 TUJUAN PENYULUHAN

a). Tujuan Intruksional Umum (TIU) 

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu memahamI tentang PHBS di Tatanan Rumah Tangga.

b). Tujuan Intruksional Khusus (TIK) 

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan keluarga mampu :

  • Menjelaskan pengertian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
  • Menjelaskan tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga
  • Menjelaskan manfaat dilakukannya PHBS di Rumah Tangga
  • Menjelaskan tentang indikator PHBS Di Rumah Tangga

1.3 KEGIATAN PENYULUHAN

a). Topik

Penyuluhan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat ( PHBS ).

b). Sasaran 

Keluarga tn.A

c). Materi (Terlampir)

d). Metode Ceramah Tanya jawab diskusi.

e). Media dan alat.

  • Banner
  • Leaflet

f). Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Kamis, 26 November 2015

Jam                : 08.00 – 08.30 WIB.

Tempat         : Puskesmas bandarjaya

g). Pengorganisasian.

Moderator : Pipi Maya Kartika

Presenter : Ayu Amelia Parsya

Observer : Fuadil Ulum

Fasilitator :  M. Rahmadani               

g). Uraian Tugas

1.    Moderator, berperan sebagai :

  • Membuka acara
  • Memperkenalkan diri dan anggota, pembimbing klinik dan akademik 
  • Menyampaikan tujuan dari penyuluhan
  • Menutup acara

2.    Penyaji, berperan sebagai :

  • Membaca isi penyuluhan
  • Memberikan dan menjawab pertanyaan
  • Menyimpulkan hasil penyuluhan
  • Melaksanakan evaluasi

3.    Observer, berperan sebagai :

  • Mengamati jalannya proses kegiatan
  • Membuat laporan hasil penyuluhan

4.    Fasilitator, berperan sebagai :

  • Memotivasi audien agar berperan aktif
  • Mempersiapkan alat dan media yang dibutuhkan

Baca juga: SKRIP PERSONAL HOSPITALITY REKAN SEJAWAT

1.4 Kegiatan Penyuluhan.

LAMPIRAN 


1.5. PHBS DI RUMAH TANGGA

a). PENGERTIAN 

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga  dapat  menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan- kegiatan kesehatan dimasyarakat (Maryunani A, 2013).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalan komunikasi, memberikan informasi  dan  melakukan  edukasi,  untuk  meningkatkan  pengetahuan,  sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana ( social support ) dan pemberdayaan masyarakat (empowerman) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masing-masing, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam  rangka menjaga, memelihara dan menigkatkan kesehatan (Maryunani A, 2013).


b). Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 

Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka  jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara  dan  meningkatkan kesehatannya


c). Tujuan PHBS di Tatanan Rumah Tangga

Adapun tujuan dilakukannya PHBS di Rumah adalah :

  • Mengerti dan memahami perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Meningkatkan kesehatan keluarga. 
  • Menjaga keluarga agar tidak mudah terserang penyakit. 
  • Agar anak dapat tumbuh sehat dan cerdas.
  • Meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga.
  • Pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan modal usaha.


d). Manfaat PHBS di Tatanan Rumah Tangga

Manfaat rumah tangga ber-PBHS antara lain:

Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat. Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan

Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk  keperluan  lain. Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga. Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dibidang kesehatan.

Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan 8.  Dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.

ID. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga

Indikator  PHBS  adalah  suatu  alat  ukur  untuk  menilai  keadaan  atau

permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang terdiri dari  6  indikator  perilaku  dan  4  indikator  lingkungan.  Dengan  rincian  sebagai berikut

  • Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Sebaiknya setiap persalinan setiap anggota keluarga ditolong oleh tenaga kesehatan. Contohnya : Bidan dan Dokter. Hal ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian pada ibu dan bayi. Angka kematian pada ibu dan bayi diindonesia masih cukup tinggi maka dari itu salah satu cara mengurangi angka kematian  ibu dan anak adalah dengan bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan.
  • Ibu hanya memberikan ASI Eksklusif. ASI adalh asupan gizi  yang    cukup    untuk    bayi    dan    sesuai  dengan pencernaan bayi. Sampai usia bayi 6 bulan hanya diberi ASI saja, tidak boleh diberi makanan/minuman lain. Menyusui harus dipersiapkan sejak hamil, karna ibu  hamil   memerlukan   perawatan   payudara   agar nantinyaASI dapat keluar dengan lancar dan dapat melakukan ASI eksklusif. Maka rencanakanlah perawatan payudara sejak awal kehamilan. Adapun penunjang dari ASI ekslusif adalah : Agama, Psikologi, Program pemerintah. 
  • Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM). Adalah anggota rumah tangga mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti Askes, Kartu Sehat, Dana Sehat, Jamsostek, Asuransi  perusahaan dll. 
  • Setiap anggota keluarga tidak merokok didalam rumah, untuk merokok disediakan tempat diluar rumah, sehingga anggota keluarga yang lain yang bukan perokok tidak menjadi perokok pasif. Merokok dapat menyebabkan jantung koroner dan kanker. Dua  penyakit  ini  merupakan  penyebab utama  kematian  dindonesia.  90% pada masyarakai indonesia meninggal karna kanker paru-paru terjadi pada perokok. 30%-70% disebabkan  kanker  mulut,  tenggorokan,  kandung  kemih  dan  pankreas  yabe berhubungan  dengan  merokok. Merokok juga dapat merusak hutan yang disebabkan sebagian hutan dibabat habis untuk menanam tembakau. Perokok seharusnya bertimbang rasa terhadap orang lain yang mendapat imbas buruk atas apa yang telah dia lakukan.
  • Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur. Olah raga atau latihan fisik bermanfaat untuk membentuk tubuh yang kencang serta kuat dan menghilangkan lemak dari tubuh. Olahraga dan latihan fisik merupakan kunci pertahanan dari tubuh dan juga dapat memperkuat jantung dan paru-paru, serta membuat organ-organ tubuh kita bekerja secara efisien. Olahraga juga dipercaya untuk menurunkan kadar kolesterol dan memperkuat daya tahan tubuh terhadap penyakit dan  mengurangi resiko dari berbagai macam penyakit. Contohnya :  jantung  koroner dan stroke. Setiap anggota keluarga dianjurkan olahraga minimal 3-5 kali seminggu.
  • Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari). Lengkapilah menu makanan sehari hari dengan buah buahan dan sayuran. Menu seimbang adalah menu yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini bertujuan agar anggota keluarga  tidak bosan dengan menu yang monoton dan tercukupinya asupan gizi tubuh. Cara yang dapat dilakukan untuk menyiapkan makanan dan minum yang bersih dan sehat sebagai berikut :
*Biasakan    mencuci    tangan    dengan    sabun    sebelum    mengolah dan menyajikan makanan dan minuman serta setelah memegang benda-benda yang kotor.

*Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta menggunakan lap yang bersih.

*Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.

*Cucilah  sayuran  mentah  dengan  air  panas  jika  digunakan  untuk  lalapan atau dimakan mentah.

  • Tersedia air bersih. Setiap rumah tangga harus memiliki akses terhadap air bersih dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air ledeng, air pompa sumur terlindung, dan penampungan air hujan. Sumber air pompa, Sumur dan mata  air  terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah. Hal ini bertujuan untuk menghindari penyakit yang berasal dari air kotor.
  • Tersedia Jamban. Setiap rumah sebaiknya memiliki  jamban dalam jenis apapun, contohnya : jamban leher angsa dengan tanki septic atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir. Jika dalam suatu rumah yang tidak memiliki jamban, biasanya masyarakat BAB di lubang-lubang galian , tapi harus memperhatikan yaitu tempatnya sekurang-kurangnya berjarak 20 meter dari sumber-sumber air ( sumur, sungai, danau, mata air dan sejenisnya ), jauh dari pemukiman serta harus ditutp tanah setelah BAB selesai dilakukan. Dan selalu mencuci tangan dengan air dan sabun pada air mengalir setelah BAB. Hal ini bertujuan untuk pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang terdapat dalam tinja.
  • Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni. Luas lantai rumah yang ditempati dan digunakan untuk keperluan sehari hari dibagi jumlah penghuni (9 M2 per  orang  ). Kesesuaian   rumah   akan berpengaruh pada   kesehatan  penghuninya. Bila banyak oĆ½rang tinggal   dalam   satu  rumah,   maka   pembersihan dan pengelolaannya akan amat sulit sehingga menimbulkan ketegangan antara para penghuninya. Demikian pula pembersihan rumah yang tidak tepat akan menyebabkan debu-debu berhamburan, hal ini akan menyebabkan infeksi saluran pernafasan.
  • Lantai rumah bukan dari tanah. Lantai rumahkedap air, bisa terbuat dari semen (plester), tegel, ubin, keramik, papan/ bambu (rumah panggung). Bila memungkinkan pilihlah bahan yang tidak mudah terbakar, sebuah rumah harus mempunyai


Komentar

Posting Komentar

Terimakasih... komentar anda memotivasi kami untuk lebih baik

Postingan populer dari blog ini

Perawatan Ibu Post Partum managemen laktasi

PELAYANAN ROHANI PADA PASIEN

APLIKASI ETIKA dan KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PROFESI LAIN