Featured Post
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu parameter gangguan saluran pernapasan adalah frekuensi dan pola pernapasan. Gangguan pernapasan pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh trauma, alergi, maupun infeksi. Infeksi yang terjadi pada sistem pernapasan bayi dan anak disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, dan karena aspirasi (Ngastiyah, 2005).Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan bawah akut dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri,mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi benda asing, berupa radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsulidasi (Nurarif, 2015).Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) dan mempunyai gejala batuk, sesak nafas, bunyi nafas ronki, dan infiltrat pada foto rontgen. Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi akut disebut bronkopneumonia.
Dalam pelaksanaan pengendalian penyakit ISPA semua bentuk pneumonia (baik pneumonia maupun bronkopneumonia), disebut “Pneumonia” saja(Christian, 2016).Berdasarkan data WHO tahun 2015, pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematian- nya sangat tinggi, tidak saja di Indonesia dan negara-negara berkembang tetapi juga di Negara maju seperti Amerika, Kanada dan Negara- Negara Eropa lainya. Di Amerika pneumonia merupakan penyebab kematian nomor satu setelah kardiovaskuler dan TBC.Pneumonia masih menjadi penyebab tertinggi kematian pada bayi di bawah usia lima tahun (balita) maupun bayi baru lahir. Prevalensi pneumonia naik dari 1,6% pada 2013 menjadi 2% dari populasi balita yang ada di Indonesia pada tahun 2018. Berdasarkan Diagnosis tenaga kesehatan dan gejala menurut provinsi di NTT, Pervalensi pneumonia pada tahun 2013 mencapai 10% dan menurun 7% pada tahun 2018 (Riskesdas, 2018).Terhitung dari Bulan Januari hingga Mei 2019, Di RSUD Prof.Dr. WZ Johanes Kupang, Ruang anak (Kenanga dan Mawar) didapatkan kasus pneumonia sebanyak 5% dengan rincian jumlah balita yang masuk rumah sakit sebanyak 308 orang dan yang menderita pneumonia dari antaranya ada 16 orang (Buku Regiter Ruang Kenanga dan Mawar, 2019).Pneumonia seringkali ditandai dengan gejala batuk dan atau kesulitan bernapas seperti napas cepat, dan tarikan dinding dada. Pada umumnya pneumonia dikategorikan dalam penyakit menular yang ditularkan melalui udara, dengan sumber penularan adalah penderira pneumonia yang menyebarkan kuman dalam bentuk droplet saat batuk atau bersin. Untuk selanjutnya kuman penyebab pneumonia masuk ke saluran pernapasan melalui proses inhalasi (udara yang dihirup), atau dengan cara penularan langsung yaitu percikkan droplet yang dikeluarkan oleh penderita saat batuk, bersin dan berbicara langsung terhirup oleh orang disekitar penderita.
Banyak kasus yang berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian pneumonia pada balita, baik dari aspek individu anak, orang tua (ibu), maupun lingkungan. Kondisi fisik rumah yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko terjadinya berbagai penyakit yang salah satunya pneumonia. Rumah yang padat penghuni, pencemaran udara dalam ruangan akibat penggunaan bahan bakar pada (kayu bakar/arang), dan perilaku merokok dari orang tua merupakan faktor lingkungan yang dapat meningkatkan kerentanan balita terhadap pneumonia (Anwar, 2014).
Dari masalah yang diatas maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan perawat untuk penyakit pneumonia adalah perawat menjadieducator, membantu orangtua untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit pneumonia pada anaknya, dengan cara memberikan penjelasan tentang gejala pada penyakit pneumonia, serta tindakan-tindakan yang diberikan dan menghindari faktor resiko dari penyakit pneumonia agar tidakmengalami pneumonia berulang, sehingga terjadi perubahan prilaku dari orangtua klien setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.
Baca juga: kasus pada orang sehat, sakit dan yang sedang rehabilitasi
1.2 Rumusan Masalah orang sehat, sakit dan
- Definisi penyakit Pneumonia?
- Klasifikasi penyakit Pneumonia?
- Etiologi klinik penyakit Pneumonia?
- Gejala Klinis penyakit Pneumonia?
- Patofisiologi penyakit Pneumonia?
- Pemeriksaan penunjang penyakit Pneumonia?
- Penatalaksanaan medis penyakit Pneumonia?
- Komplikasi Pneumonia
1.3 Tujuan Studi Kasus
- Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada An.Kdengan pneumonia di Ruang Kenanga RSUD Tujuan Khusus
- Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada An. Kdengan pneumonia di Ruang Kenanga RSUD.
- Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An.K dengan pneumonia di Ruang Kenanga RSUD.
- Mahasiswa mampu membuat perencanaan keperawatan pada An. Kdengan pneumonia di Ruang Kenanga RSUD
- Mahasiswa mampu membuat implementasi keperawatan pada An.K dengan pneumonia di Ruang Kenanga RSUD 5 Mahasiswa mampu membuat evaluasi keperawatan pada An.K dengan pneumonia di Ruang Kenanga
1.4 Manfaat Studi Kasus
a). Bagi Masyarakat
- Dapat menjadi sarana untuk mengetahui status kesehatan anak di ruang Kenanga RSUD
- Dapat menjadi bahan/referensi bagi perpustakaan dan pedoman atau acuan untuk studi kasus selanjutnya.
c). Bagi Penulis
- Menambah wawasan dalammelaksanakan praktik keperawatan anak yang dapat dipakai sebagai acuan dalam bekerja.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus (Terry & Sharon, 2013). Pneumonia adalah keadaan akut pada paru yang disebabkan oleh karena infeksi atau iritasi bahan kimia sehingga alveoli terisi oleh eksudat peradangan (Mutaqin, 2008). Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Ngastiyah, 2015). Pneumonia adalah peradangan pada baru yang tidak saja mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai jaringan paru tapi dapat juga mengenai bronkioli (Nugroho, 2011).
2.2 Klasifikasi
Menurut Nurarif (2015), klasifikasi pneumonia terbagi berdasarkan anatomi dan etiologis dan berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia :
a). Pembagian anatomis
- Pneumonia lobularis, melibat seluruh atau suatu bagian besar dari satu atau lebih lobus paru. Bila kedua paru terkena maka dikenal sebagai pneumonial bilateral atau ganda.
- Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia) terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsulidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut juga pneumonia lobularis.
- Pneumonia Interstitial (Bronkiolitis) proses inflamasi yang terjadi di dalam dinding alveolar (interstinium)
b). Pembagian etiologis
- Bacteria: Diploccocus pneumonia, pneumococcus, streptokokus hemolytikus, streptococcus aureus, Hemophilus infuinzae, Bacilus Friedlander, Mycobacterium tuberculosis.
- Virus: Respiratory Syncytial Virus, Virus Infuinza, Adenovirus.
- Jamur: Hitoplasma Capsulatum, Cryptococus Neuroformans, Blastornyces Dermatitides
- Aspirasi: Makanan, Kerosene (bensin, minyak tanah), cairan amnion,benda asing
- Pneumonia Hipostatik
- Sindrom Loeffler
c). Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia:
Usia 2 bulan – 5 tahun
- Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat dengan adanya tarikan dinding dada bagian bawah.
- Pneumonia, ditandai secar aklinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1 tahun frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.
- Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasadapat disertai dengan demam, tetapi tanpa terikan dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat
Usia 0 – 2 bulan
- Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.
- Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat.
2.3 Etiologi
Menurut Nugroho.T (2011), pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
- Bakteri: stapilococus, sterptococcus, aeruginosa.
- Virus: virus influenza, dll
- Micoplasma pneumonia
- Jamur: candida albicans
- Benda asing
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat Malnutrisi Energi Protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2015)
2.4 Gejala Klinis
Gambaran klinis pneumonia bervariasi, yang bergantung pada usia anak, respon sitemik anak terhadap infeksi,agen etiologi, tingkat keterlibatan paru, dan obstruksi jalan napas. Tanda dan gejala anak yang mengalami pneumonia antara lain : takipnea, demam, dan batuk disertai penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon, 2013).Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui udara, aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia.Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu: nyeri (akut), hipertermi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, bersihan jalan nafas tidakk efektif, gangguan pola tidur, pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.
2.5 Patofisiologi
Pneumonia merupakan inflamasi paru yang ditandai dengan konsulidasi karena eksudat yang mengisi elveoli dan brokiolus. Saat saluran nafas bagian bawah terinfeksi, respon inflamasi normal terjadi, disertai dengan jalan obstruksi nafas (Terry & Sharon, 2013).Sebagian besar pneumoni didapat melalui aspirasi partikel inefektif seperti menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia disaluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paruparu , partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan humoral. Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura viseral. Jaringan paru menjadi trkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia (Nugroho.T, 2011)
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Mutaqin (2008), pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada orang dengan masalah pneumonia adalah:
- Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses.
- Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi semua organisme yang ada.
- Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme khusus.
- Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru,menetapkan luas berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
- Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis
- Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi
- Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.
2.7 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kasus pneumonia menurut Mutaqin (2008) antara lain:
a). Manajemen Umum
- Humidifikasi: humidifier atau nebulizer jika sekret yang kental dan berlebihan.
- Oksigenasi: jika pasien memiliki PaO2 <60 mmHg.
- Fisioterapi: berperan dalam mempercepat resolusi pneumonenia pasti; pasien harus didorong setidaknya untuk batuk dan bernafas dalam untuk memaksimalkan kemampuan ventilator.
- Hidrasi: Pemantauan asupan dan keluaran; cairan tambahan untuk mempertahankan hidrasi dan mencairkan sekresi.
b). Operasi
Thoracentesis dengan tabung penyisipan dada: mungkin diperlukan jika masalah sekunder seperti empiema terjadi.
c). Terapi Obat
Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya: Penicillin G untuk infeksi pneumonia staphylococcus, amantadine, rimantadine untuk infeksi pneumonia virus. Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin untuk infeksi pneumonia.
2.8 Komplikasi
Menurut Mutaqin (2008), komplikasi yang dapat terjadi pada anak dengan pneumonia adalah:
- Pleurisi
- Atelektasis
- Empiema
- Abses paru
- Edema pulmonary
- Infeksi super perikarditis
- Meningitis
- Arthritis
Baca juga: kasus pada orang sehat, sakit dan yang sedang rehabilitasi
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama/Nama panggil : An. K
Tempat/tgl lahir : 22 maret 2020
Umur : 11 bulan 22 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Buluspesantren
Agama : Islam
Pendidikan : -
Suku bangsa : Jawa
No. RM : 350874
Diagnosa medik : Bronkopneumonia
Tanggal masuk : 17 Maret 2021 jam : 15.00 WIB
Tanggal pengkajian : 18 Maret 2021 jam : 09.00 WIB
B. Identitas Penanggung Jawab
- Nama : Ny. E
- Umur : 29 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Pendidikan : SMP
- Pekerjaan : Ibu rumah tangga
- Agama : Islam
- Alamat : Buluspesantren
- Hubungan dg klien : Ibu Kandung
3.2 Keluhan utama
Keluarga mengatakan klien mengalami sesak nafas
a). Riwayat Kesehatan
- Riwayat Kesehatan Sekarang
klien datang ke IGD RSUD pada tanggal 17Maret 2021 jam 15.00 WIB dengan keluhan sesak nafas sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit, klien juga mengalami batuk dan pilek sejak 1 minggu sebelum dibawa ke rumah sakit, klien sudah dibawa ke dokter tetapi tidak kunjung sembuh, klien juga mengalami diare, BAB 4x sehari, terdapat lendir, tidak ada darah, klien demam, batuk grok-grok dan hidung tersumbat. Saat di IGD dilakukan TTV nadi: 130x/menit, RR: 72x/menit, suhu: 39,9 C, BB: 8,4 kg, PB/TB: 7,2 cm, telah diberikan IVFD Asering 30 tpm, Paracetamol 100 mg, Oksigen binasal kanul 3 lpm, dan Nebulizer Combivent 0,5 mg + NaCl Inhalasi, kemudian klien dibawa ke Ruang Melati pada tanggal 17 Maret 2021 jam 19.10 WIB untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 Maret 2021 jam 09.00 WIB Ibu klien mengatakan klien masih sesak nafas, batuk grok-grok, pilek, sudah tidak diare, BAB terakhir jam 06.45 WIB dengan konsistensi lembek berampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, auskultasi paru ronkhi, irama nafas cepat, terpasang oksigen 3 lpm, terpasang IVFD Asering 30 tpm, selama perawatan telah diberikan Cefotaxim 500 mg, Paracetamol 2x100 mg,Dexamethason 0,6 mg, Ambroxol 2x ½ cth, Nebulizer Combivent 0,5 mg Inhalasi, TTV saat dikaji nadi: 122x/menit, RR: 60x/menit, suhu: 37,8 C. Hasil rontgen pada tanggal 10 Juli 2017 jam 16.25 WIB dengan kesan Bronkiolitis.
- Riwayat kesehatan dahulu
Ibu klien mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit, klien hanya pernah mengalami batuk pilek biasa dan berobat ke dokter langsung sembuh.
- Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien mengatakan dirinya sedang batuk, dirinya sering mengalami batuk dan rontgen dan hasilnya baik, tidak mengalami penyakit paru, hanya batuk biasa. Ibu klien juga mengatakan kakak klien pernah mengalami sakit yang sama saat umur 2 tahun dan sekarang sudah sembuh, Ayah klien seorangperokok, di dalam keluarganya tidak ada yang sedang mengalami sakit dan tidak ada yang sedang menjalani pengobatan apapun, hanya saja Kakek klien mempunyai riwayat hipertensi, tidak ada riwayat penyakit menurun lainnya seperti DM, jantung, asma, dll, dan tidak ada riwayat penyakit menular lainnya seperti TBC, hepatitis, HIV/AIDS, dll.
- Riwayat kehamilan
Klien anak perempuan dari ibu P2 A0, Ibu klien mengatakan selama hamil klien Ibu mengalami mual muntah biasa pada trimester pertama saat pagi hari, Ibu mengalami batuk dan pilek saat usia kehamilan 2 bulan dan berobat ke Bidan lalu sembuh. Selama hamil klien, Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Bidan. Ibu klien hanya minum obat yang diresepkan oleh bidan dan tidak minum jamu tradisional apapun.
- Riwayat persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara spontan oleh bantuan Bidan di Rumah Sakit, tidak ada gangguan selama proses persalinan, klien lahir pada usia kehamilan 40 minggu, saat lahir langsung menangis dengan BBL 2900 gram dan PBL 45cm.
- Riwayat imunisasi
Ibu klien mengatakan anaknya mendapat imunisasi lengkap hingga usia 11 bulan yaitu imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT I II III, Polio I II III, dan campak.
- Riwayat tumbuh kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang. Klien sudah bisa berjalan pelan tanpa bantuan, klien mampu bermain bola kecil dan melamparnya, klien sudah bisamengucap mama, papa, kaka, dan maem. Klien juga sudah bisa makan roti sendiri, minum dengan gelas.
b). Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: menikah
: keturunan
: klien
-------- : tinggal 1 rumah
Ibu klien mengatakan Ayah klien anak ketiga dari 7 bersaudara, kedua orang tuanya masih ada dan dalam kondisi sehat, Ibu klien anak pertama dari 3 bersaudara dan kedua orang tuanya masih ada dalam kondisi sehat, klien anak kedua dari dua bersaudara, Kakak klien perempuan umur 5 tahun, klien tinggal 1 rumah dengan Ayah, Ibu dan Kakaknya.
- Kebutuhan cairan klien
=100 cc/ kgBB /hari
= 100 cc x 8,4 kg =840 cc.
- Kenaikan suhu IWL
=200 cc x (suhu badan sekarang – 36, 8 C)
= 200 cc x (37,8-36,8)
= 200 cc x 1 = 200 cc.
Jadi kebutuhan cairan klien adalah 840 cc + 200 cc = 1.040 cc/ hari. Pada kebutuhan kalori klien
usia <1 tahun = 95 Kkal/kgBB/hari
= 95 Kkal x 8,4 kg = 795 Kkal/hari.
3.3 Pola Pengkajian Fungsional menurut Gordon
a). Pola Pola persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Ibu klien mengatakan kesehatan sangat penting sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit segera dibawa ke dokter atau Puskesmas, begitu juga saat anaknya sakit keluarga segera memeriksakannya ke Bidan terdekat. Ibu klien selalu menjaga kebersihan rumah dan peralatan yang digunakan terutama untuk anaknya
b). Pola nutrisi/metabolik
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien makan dengan lahap bubur tim 3x sehari porsi sedang dengan sayur dan lauk yang dihaluskan. Minum ASI serta susu formula 2 dot sehari serta makan biskuit Saat dikaji : ibu klien mengatakan klien tidak mau makan, klien hanya minum ASI dan susu formula serta air putih sekitar 150 cc/hari.
c). Pola eliminasi
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek berwarna kekuningan dan berbau khas, BAK 6-7x sehari warna kuning jernih. Saat dikaji : ibu klien mengatakan klien sudah tidak diare, BAB terakhir jam 06.45 WIB dengan konsistensi lembek berampas, tidak ada lendir, klien menggunakan diapers, warna urin kuning jernih.
d). Pola aktivitas/latihan
Sebelum sakit : ibu klien mengatakan klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuannya dengan aktif, duduk dan belajar berjalan dengan rambatan.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien selalu rewel dan sering minta digendong
e). Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur malam 9-10 jam dan tidur siang 2 jam dengan pulas. Saat dikaji : ibu klien mengatakan klien susah tidur, sering terbangun dan selalu rewel saat batuk, tidur sekitar 8 jam sehari.
f). Pola perseptif/kognitif
Ibu klien mengatakan belum mengetahui sakit yang diderita anaknya, dulu kakak klien juga mengalami sakit yang sama saat umur 2 tahun, tetapi keluarga belum paham tentang sakitnya.
g). Pola koping/toleransi stress
Ibu klien mengatakan klien selalu rewel dan minta digendong, selalu menangis saat didatangi perawat.
h). Pola konsep diri
Ibu klien mengatakan sangat khawatir dan sedih, ibu klien sering bertanya kondisi anaknya dan bertanya apakah anaknya akan lama dirawat di RS.
i). Pola seksual dan reproduksi
Klien berjenis kelamin perempuan dan tidak ada kelainan kongenital.
j). Pola peran atau hubungan
Klien tampak tenang dan nyaman saat digendong ibunya.
k). Pola nilai dan kepercayaan
Ibu klien selalu berdoa untuk kesembuhan anaknya.
3.4 DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Fisik
a). TTV
Nadi : 122x/menit
Suhu : 37,8 C
RR : 60x/menit
b). Antropometri
Lingkar kepala : 38 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
Lingkar dada : 46 cm
BB : 8,4 cm
PB/TB : 72 cm
Kepala : Bentuk kepala mesocephal, tidak ada benjolan maupun edema, ubun-ubun, sudah menyatu, rambut lurus hitam.
Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik, reflek pupil an isokor.
Hidung : Terdapat sekresi berwarna putih kekuningan, terdapat pernafasan cuping hidung.
Mulut : Mukosa bibir lembab, mulut bersih, sudah tumbuh gigi atas 4 bawah 3.
Telinga : Bersih, tidak ada serumen.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun kelenjar tiroid
c). Dada
Paru-paru : Inspeksi terdapat retraksi dinding dada, irama nafas cepat
Palpasi : RR: 60x/ menit
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar bunyi ronkhi.
Jantung
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak ada pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung S1 S2 reguler dan tidak ada suara tambahan.
d). Abdomen
Inspeksi : bentuk datar,
Auskultasi : bising usus 20x/ menit,
Palpasi : tidak ada massa, cubitan perut kembali cepat <2 detik
Perkusi : terdengar bunyi timpani.
Genetalia : Jenis kelamin perempuan, tidak terpasang DC
Anus : Ada lubang anus
e). Ekstremitas
Atas : terpasang IVFD Asering 30 tpm pada tangan kiri, akral hangat, CRT <2 detik
Bawah : tidak ada kelainan gerak.
Kulit : Turgor kulit kembali cepat, <2 detik
f). Pemeriksaan penunjang
Hasil rotgen pada tanggal 10 Juli 2017 jam 16.38 WIB
kesan : tampak bronkiolitis
Hasil laboratorium pada tanggal 10 Juli 2017 jam 23.18 WIB
Baca juga: kasus pada orang sehat, sakit dan yang sedang rehabilitasi
B. Analisa Data
- Diagnose Keperawatan
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih... komentar anda memotivasi kami untuk lebih baik