Featured Post

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR

Gambar
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR Mata Kuliah : Keterampilan Terpadu KASUS 3 Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang bedah pria RS Cinta Bersemi sejak 1 hari yang lalu dengan keluhan nyeri pada bagian kaki kanan atas, menurut keluarga klienmengalami kecelakaan bermotor, hasil pemeriksaan. TD: 150/90 mmHg, Nadi : 90 x/menit, pernafasan 22 x/mnt, Suhu : 36.5°C PENGKAJIAN A. IDENTITAS Identitas pasien Nama : Tn.A Umur : 45 tahun Jenis kelamin : laki-laki Tanggal lahir : 21 januari 1976 Golongan darah : A Agama : islam Status pernikahan : menikah Suku/bangsa : Indonesia/jawa Pendidikan : SMA Pekerjaan : petani Alamat : jln. Rajabasa, Bandar lampung Tanggal masuk RS : 18 september 2021 Diagnosa masuk RS : Fraktur Kaki kanan atas Tanggal pengkajian : 18 september 2021 No register : 10978 2. Identitas penanggung jawab Nama : Ny.B Umur : 40 tahun Hubungan dengan klien : istri Pendidikan : SMA Pekerjaan ...

APLIKASI ETIKA dan KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PROFESI LAIN


APLIKASI ETIKA dan KOMUNIKASI EFEKTIF DENGAN PROFESI LAIN

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah Sakit yang bermutu adalahrumah sakit yang memberikan pelayananmelalui penyelenggaraan pelayanan secaraparipurna pada unit unit gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, ruang tindakan danruang perawatan khusus. Kolaborasi interprofesi adalahkerja sama antar profesi kesehatan darilatar belakang profesi yang berbedadengan pasien dan keluarga pasien untukmemberikan kualitas pelayanan yangterbaik (WHO, 2010). Upayameminimalisir terjadinya kesalahan medisatau yang terkait dengan aspekkeselamatan pasien, maka manajemenrumah sakit perlu menciptakan sistemkeselamatan pasien.

Hubungan kolaborasi interprofesidalam pelayanan kesehatan melibatkan sejumlah profesi kesehatan, namunkolaborasi antara dokter dan perawatmerupakan factor penentu yang sangatpenting bagi kualitas proses perawatan(Barrere and Ellis, 2002). Perawat merupakan profesi yangmemberikan pelayanan kepada pasien dirumah sakit selama 24 jam dalam sehari,sehingga perannya dalam penerapankeselamatan pasien sangat diharapkan.Pelayanan yang ada di rumah sakitmerupakan pelayanan yang multidisilpinsehinga bisa berpotensi terjadinyapelayanan yang tumpang tindih, terjadinyakonflik interprofesional dan jugaketerlambatan pemeriksaan dan tindakan(Susilaningsih, 2016).

Pada suatu kolaborasi, dibutuhkankomunikasi yang baik antar sesama.Komunikasi dapat efektif apabila pesanditerima dan dimengerti sebagaimanadimaksud oleh pengirim pesan, pesanditindaklanjuti dengan sebuah perbuatanoleh penerima pesan dan tidak adahambatan untuk hal itu. Komunikasi yangefektif terjadi bila pendengar menangkapdan menginterpretasikan ide yangdisampaikan dengan tepat seperti apa yangdimaksud oleh pembicara. 

Strategi efektif sangat dibutuhkanjika melihat pelayanan kesehatan di rumahsakit yang memiliki banyak profesi yangberbeda. Strategi dalam menyusunmembuath sesuatu yang akanmembangkitkan kerja sama diantar profesidengan professional. Sama halnya ketika menjalantugas dari masing-masing profesi , harusmenggunakan komunikasi yang efektif.Kemampuan untukbekerja dengan profesional dari disiplinlain untuk memberikan kolaboratif.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan etika dan komunikasi?

2. Bagaimana Prinsip etika dan komunikasi?

3. Bagaimana Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya?

4. Apa saja Jenis komunikas dengan profesi lain?

5. Bagaimana Komunikasi Dalam Tim Kesehatan dan Keperawatan?


C. TUJUAN

1. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui lebih dalam tentang komunikasi antar anggota tim kesehatan

2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui pengertian etika dari komunikasi

b. Untuk mengetahui prinsip-prinsip etika dan komunikasi 

c. Untuk mengetahui hubungan perawat dengan tim kesehatan lainnya

d. Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi antar anggota tim kesehatan 

e. Untuk mengetahui komunikasi dalam tim kesehatan dan kepetawatan

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. PENGERTIAN ETIKA DAN KOMUNIKASI

1. Pengertian etika 

Etika, secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu “Ethikos” yang mana artinya adalah suatu perkara yang timbul dari suatu kebiasaan. Ketika etika tersebut dikaitan dengan keperawatan, dimana dalam hal ini keperawatan merupakan sebuah profesi, maka muncul yang namanya etika profesi atau professional ethics.

Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas keprofesiannya dengan menerapkan norma-norma etis umum pada bidang sesuai profesionalitasnya dalam kehidupan bermasyarakat.Sehingga, berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud dengan etika keperawatan adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-norma etis keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat.Selanjutnya, etika keperawatan ini juga dijadikan sebuah landasan dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat sehingga baik pemberi dan penerima pelayanan dilindungi dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak diinginkan

2. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku danmemungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan duniasekitarnya. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun danmenghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapatmengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. (Nursalam, 2007).Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dannonverbal dari informasi dan ide. Sedangkan komunikasi terapeutik adalahproses dimana perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajariklien. proses memfokuskan pada klien namun direncanakan dan dipimpin olehseorang profesional. (Potter & Perry, 2009).Stuart,G.W., & Laraia, 2005mengatakan bahwa dalam hubungan komunikasi terapeutik perawat dan klienmenjadi penting dalam mengeksplorasi kebutuhan klien.

B. PRINSIP ETIKA dan KOMUNIKASI

Prinsip etika keperawatan 

1. Autonomy (Kemandirian)

Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan cepat dalam mengambil keputusan. Selain itu, seorang perawat juga harus menghormati dan menghargai orang lain khususnya pasien.

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan, khususnya ketika sedang memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Perbuatan baik yang dilakukan oleh seorang perawat haruslah berlandaskan kepada ilmu dan kiat keperawatan.

3. Justice (Keadilan)

Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para perawat, sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk dan di waktu yang sama ada pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus segera mempertimbangkan berbagai faktor sesuai dengan asas keadilan.

4. Non-Maleficence (Tidak Merugikan)

Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu keperawatan dan kiat keperawatan yang telah dimiliki dengan tidak merugikan dan menimbulkan bahaya pada pasien.

5. Veracity (Kejujuran)

Bagaimana pun, kejujuran harus dimiliki oleh semua orang. Pada seorang perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien mempunyai hak otonomi sehingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang ia inginkan.

6. Fidelity (Menepati Janji)

Dibutuhkan komitmen yang tinggi dalam menepati janji kepada orang lain khususnya pasien dan dokter. Hal ini karena tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang menuntutnya untuk dapat meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan pasien. 

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh pasien meski pun banyak orang mendesak untuk membeberkan informasi mengenai kesehatan pasien. Seorang perawat harus berani menolak untuk memberikan informasi jika di luar wilayah pelayanan kesehatan secara tegas.

8. Accountability (Akuntabilitas)

Tanggung jawab seorang perawat amatlah berat, hal ini karena setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada pasien harus sesuai dan tepat  

9. Freedom (Kebebasan)

Setiap orang apa pun profesinya mempunyai hak atas suatu kebebasan. Kebebasan menentukan pilihan atau langkah yang hendak ia ambil. Begitu pula menjadi perawat, seorang perawat harus secara bebas bekerja menjalankan profesinya tanpa ada tekanan atau paksaan dalam menentukan sesuatu dari luar dirinya.

10. Advocacy (Advokasi)

Sebagai seorang perawat yang langsung berinteraksi dengan pasien atau pun keluarga pasien maka perawat harus bisa melindungi hak-hak klien. Peran advokasi yang harus dimiliki seorang perawat ini berasal dari etika beneficience (kewajiban untuk berbuat baik) dan nonmaleficence (kewajiban tidak merugikan)

Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers yaitu :

1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri

2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,percaya,danmenghargai

3. Kejujuran dan terbuka

4. Mampu sebagai role model 

5. Bertanggung jawab

 

C. Hubungan Perawat dengan Tim Kesehatan lainnya

Dalam   melaksanakan   tugasnya,   perawat   tidak   dapat   bekerja   tanpa berkolaborasi dengan profesi lain. Profesi lain tersebut diantaranya adalahdokter, ahli gizi, tenaga laboratorium, tenaga rontgen dan sebagainya. Dalam   menjalankan   tugasnya,   setiap   profesi   dituntut   untuk mempertahankan kode etik profesi masing-masing. Kelancaran tugas masing-masing   profesi   tergantung   dari   ketaatannya   dalam   menjalankan   dan mempertahakan kode etik profesinya. Bila setiap profesi telah dapat saling menghargai, maka hubungan kerjasama akan dapat terjalin dengan baik.  Walaupun pada pelaksanaannya seringjuga terjadi konflik-konflik etis. 

Hubungan perawat dan dokter telah seiring dengan perkembangan kedua profesi ini, tetapi tidak  terlepas dari sejarah, yaitu  berkaitan dengan   sifatdisiplin ilmu atau pendidikan, latar belakang personal, dan lain-lain.Bila dilihat dari sudut sejarah, bidang kedokteran telah dikembangkan lama sebelum bidang keperawatan. Kedokteran dan keperawatan walaupun kedua disiplin ilmu ini sama-sama berfokus pada manusia,  pathernalistik, yang mencerminkan figur seseorang Bapak,   Pemimpin   dan   pembuat   keputusan.   Sedangkan  keperawatan   lebihbersifat mothernalistic, yang mencerminkan figus ibu (mother instinct) dalammemberikan asuhan, kasih sayang dan bantuan.

Perkembangan ilmu keperawatan saat ini maju pesat, terlihat dari berbagai perkembangan   teori   dan   konsep   dalam   sikap   dan   pandangan   terhadap keperawatan   serta  pelaksanaan   pelayanan   asuhan   keperawatan   pandangan tentang   keperawatan   sebagai   pelayanan   profesional,   mendorong berkembangnya   dan   dimanfaatkannya   ilmu   keperawatan,   yaitu   pemberian pelayanan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dengan menggunakan   pendekatan   penyelesaian   masalah   serta   berdasarkan   kepada etika dan etiket keperawatan. Dalam memberikan  pelayanan   kesehatan  kepada   klien  serta   hubungan dengan   dokter,   dikenal   beberapa   peran   perawat,   yaitu   peran   mandiri merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan   oleh   perawat   secara   mandiri,   kemudian   perawat delegatif perawat dalam melaksanakan program kesehatan yang pertanggungjawabannya   dipegang   oleh   dokter,   misal   dalam   pemberian   obat-obatan didelegasikan tugas dokter kepada perawat dan peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work dengan tim kesehatan. Dalam   pelaksanaannya,   apabila   setiap   profesi   telah   dapat   saling menghargai, menghormati, hubungan kerja sama akan dapat terjalin denganbaik walaupun pada pelaksanaannya sering terjadi konflik etis.

D. Jenis Komunikasi Antar Anggota Tim Kesehatan

Berbagai jenis komunikasi antar petugas dapat terjadi di fasilitas kesehatan, bergantung pada besar dan struktur organisasi fasilitas tersebut. Komunikasi dalam satu puskesmas kelurahan akan sangat berbeda dengan komunikasi dalam puskesmas kecamatan. Komunikasi dalam klinik 24 jam akan sangat berbeda dengan rumah sakit daerah tingkat II, lebih-lebih bila di bandingkan dengan rumah sakit rujukan. Secara umum, jenis komunikasi antar petugas yang dapat terjadi di suatu organisasi layanan kesehatan antara lain: 

a. Komunikasi  Perawat Dengan Perawat

Dalam memberikan pelayanan keperawatan pada klien komunikasi antar tenaga kesehatan terutama sesama perawat sangatlah penting. Kesinambungan informasi tentang klien dan rencana tindakan yang telah, sedang dan akan dilakukan perawat dapat tersampaikan apabila hubungan atau komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.Hubungan perawat dengan perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dapat diklasifikasikan menjadi hubungan profesional, hubungan struktural dan hubungan intrapersonal.

 

Hubungan profesional antara perawat dengan perawat merupakan hubungan yang terjadi karena adanya hubungan kerja dan tanggung jawab yang sama   dalam   memberikan   pelayanan   keperawatan.Hubungan   sturktural merupakan hubungan yang terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing-masing   perawat   dalam   menjalankan   tugas   berdasarkan   wewenang   dan tanggungjawabnya dalam memberikan pelayanan keperawatan

 

b. Komunikasi Perawat dengan Dokter

Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perawat bekerja sama dangan dokter dalam berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di lingkungan di mana kebanyakan asuhan keperawatan bergantung pada instruksi medis. Perawat diruang perawatan intensif dapat mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan yang mengizinkan perawat bertindak lebih mandiri.

Perawat dapat bekerja dalam bentuk kolaborasi dengan dokter.Contoh : Ketika perawat menyiapkan pasien yang baru saja didiagnosa diabetes pulang kerumah, perawat dan dokter bersama-sama mengajarkan klien dan keluarga begaimana perawatan diabetes di rumah.Selain itu komunikasi antara perawat dengan dokter dapat terbentuk saat visit dokter terhadap pasien, disitu peran perawat adalah memberikan data pasien meliputi TTV, anamnesa, serta keluhan- keluhan dari pasien,dan data penunjang seperti hasil laboraturium sehingga dokter dapat mendiagnosa secara pasti mengenai penyakit pasien.Pada saat perawat berkomunikasi dengan dokter pastilah menggunakan istilah-istilah medis, disinilah perawat dituntut untuk belajar istilah-istilah medis sehingga tidak terjadi kebingungan saat berkomunikasi dan komunikasi dapat berjalan dengan baik serta mencapai tujuan yang diinginkan.

 

Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat berjalan dengan baik

apabila dari kedua pihak dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya menjalankan tugas secara individu, perawat dan dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis yang tidak bisa dipisahkan. Dokter membutuhkan bantuan perawat dalam   memberikan   data-data   asuhan   keperawatan,   dan   perawat   sendiri membutuhkan bantuan dokter untuk mendiagnosa secara pasti penyakit pasien serta memberikan penanganan lebih lanjut kepada pasien. Semua itu dapat terwujud dwngan baik berawal dari komunikasi yang baik pula antara perawat dengan dokter.

 

Tips untuk permintaan kejelasan kepada dokter:

a. Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter, sebutkan nama dan posisi, mengidentifikasi  klien dan diagnosis klien atau orang- orang lain yang terlibat dalam masalah dengan nama.

b. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang masalah), Menyatakan tujuan 

c. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan sesuai dengan praktek klinik,

d. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan bertanggung jawab untuk   pelaksanaan,   mengklarifikasi   informasi   terutama   jika   ini percakapan telepon, menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold& Boogs, 2007).

 

6. Komunikasi Perawat dengan Ahli Terapi

Ahli terapi respiratorik ditugaskan untuk memberikan pengobatan yang dirancang untuk peningkatan fungsi ventilasi atau oksigenasi klien.Perawat bekerja dengan pemberi terapi respiratorik dalam bentuk kolaborasi. Asuhan

dimulai oleh ahli terapi (fisioterapis) lalu dilanjutrkan dengan dievaluasi oleh

perawat. Perawat dan fisioterapis menilai kemajuan klien secara bersama-sama dan mengembangkan tujuan dan rencana pulang yang melibatkan klien dan keluarga. 

Selain itu, perawat merujuk klien ke fisioterapis untuk perawatan lebih

jauh. Contoh : Perawat merawat seseorang yang mengalamai penyakit paru berat dan merujuk klien tersebut pada ahli terapis respiratorik untuk belajar latihan untuk menguatkaan otot-otot lengan atas, untuk belajar bagaimana menghemat energi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan belajar teknik untuk mempertahankan bersihan jalan nafas.

 

7. Komunikasi Perawat dengan Ahli Farmasi

Seorang ahli farmasi adalah seorang profesional yang mendapat izin untuk merumuskan dan mendistribusikan obat-obatan. Ahli farmasi dapat bekerja hanya di ruang farmasi atau mungkin juga terlibat dalam konferensi perawatan klien atau dalam pengembangan sistem pemberian obat. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan

mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Dengan demikian, perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya. Perawat harus selalu mengetahui kerja, efek yang dituju, dosis yang tepat dan efek smaping dari semua obat-obatan yangdiberikan. Bila informasi ini tidak tersedia dalam buku referensi standar seperti buku-teks atau formula rumah sakit, maka perawat harus berkonsultasi pada ahli farmasi.

Saat komunikasi terjadi maka ahli farmasi memberikan informasitentangobat-obatan mana yang sesuai dan dapat dicampur atau yang dapat diberikansecara bersamaan. Kesalahan pemberian dosis obat dapat dihindari bila baik

perawatdanapotekersama-sama mengetahui dosis yang diberikan. Perawat

dapat melakukan pengecekkan ulang dengan tim medis bila terdapat keraguan

dengan kesesuaian dosis obat. Selain itu, ahli farmasi dapat menyampaikan pada perawat tentang obat yang dijual bebas yang bila dicampur dengan obat-obatanyang diresepkan dapat berinteraksi merugikan, sehingga informasinini dapat dimasukkan dalam rencana persiapan pulang. 

 

8. Komunikasi Perawat dengan Ahli Gizi

Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Pelayanan gizi di

RS merupakan hak setiap orang dan memerlukan pedoman agar tercapai pelayanan yang bermutu.  Agar pemenuhan gizi pasien dapat sesuai dengan yang diharapkan maka perawat harus mengkonsultasikan kepada ahli gizi tentang – obatan yang digunakan pasien, jika perawat tidak mengkonunikasikannya maka dapat terjadi pemilihan makanan oleh ahli gizi yang bisa saja menghambat absorbsi dari obat tersebut. Jadi diperlukanlah komunikasi dua arah yang baik antara kedua belah pihak.

 

E. Komunikasi Dalam Tim Kesehatan dan Keperawatan

Ada berbagai cara untuk menentukan informasi mengenai klien diantara anggota tim perawatan dan kesehatan, antara lain :

1. Report (pelaporan) 

Yaitu pertukaran informasi secara lisan ataupun tertulis antara tim kesehatan

Contoh : 

· Perawat memberi laporan verbal kepada perawat lain yang bekerja pada shift berikutnya

· Seorang dokter dapat meminta laporan tentang kemajuan kesehatan klien kepada perawat

· Bagian   laboratorium   menyampaikan   laporan   tertulis   hasil pemeriksaan laboratorium untuk dimasukan kedalam catatan medis yang permanen ( the permanent medical record )

2. Proses report (pelaporan) dapat berlangsung pada saat :

a. Diskusi diantara anggota tim kesehatan Baik secara formal maupun informal, untuk mengkaji kembali informasi yang ada sehingga masalah dapat diidentifikasi dan ditemukan penyelesaiannya.

b. Konsultasi

Merupakan suatu bentuk diskusi dimana seorang profesional memberikan saran formal kepada orang lain mengenai perawatan klien

Contoh : perawat spesialis memberi saran tentang terapi yang terbaik untuk mengontrol efek samping kemoterapi atau seorang dokter konsultasi kepada ahli gizi untuk memilih terapi diet yang paling baik untuk kliennya.

3. Record (catatan) 

Adalah pencatatan yang permanen yang mendokumentasikan informal yang relevan untuk menajemen perawatan kesehatan klien. 

Contoh : pencatatan setelah tiap kunjungan klinik mengenai proses perawatan klien. Pencatatan yang baik harus dapat berguna bagi seluruh tim keperawatan dan anggota tim kesehatan lainnya. Pencatatan pada pendokumentasian perawatan ini merupakan laporan yang berkelanjutan mengenai status kesehatan dan kebutuhan klien selama rawat inap.

Baca juga; skrip personal hospitality rekan sejawat

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara umum, etika profesi ini adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang profesional sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam mengemban tugas keprofesiannya denganmenerapkannorma norma etis umum pada bidang sesuai profesionalitasnya dalam kehidupan bermasyarakat.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku danmemungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan duniasekitarnya. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun danmenghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang lain dapatmengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan. (Nursalam, 2007).

 

B. Saran 

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Komunikasi Antar Anggota Team Kesehatan bagi para pembaca dan untuk menunjang makalah ini agar lebih baik lagi diharapkan kritik dan saran dari para pembaca

 

DAFTAR PUSTAKA

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perawatan Ibu Post Partum managemen laktasi

PELAYANAN ROHANI PADA PASIEN